Kepiluan Nadi
Beriringan menandu segumpal asa
Secara berhambur menyelubungi penatku
Menampik kelabu yang berangsur terpendar
di sendu mataku
Kiqan lalu kian lapuk
Berbalur nada-nada sayup
Menimang dengarku dengan tanya-tanya dengung
ilalang di seberang terasa candanya
Menggumamkanku
yang berkasih dengan serpihan lara
bergelayut penuh lapa
Tak lagi terbesit cercah mentari
Tiada lagi pijarnya bersenandung
Yang tersisa hanya serumpun yang berbisik
mengilhami hening degup jantungku
Kerlip bertabur pun tak mampu sapu kelabuku
Bulan serasa tersedak melamunkan deras darahku
Bahkan penguasa bayu hantamkan dinginnya pada sebentuk karang
Dan tak mampu merasuki kepiluan nadiku
By:Diah Setyo W.
Secara berhambur menyelubungi penatku
Menampik kelabu yang berangsur terpendar
di sendu mataku
Kiqan lalu kian lapuk
Berbalur nada-nada sayup
Menimang dengarku dengan tanya-tanya dengung
ilalang di seberang terasa candanya
Menggumamkanku
yang berkasih dengan serpihan lara
bergelayut penuh lapa
Tak lagi terbesit cercah mentari
Tiada lagi pijarnya bersenandung
Yang tersisa hanya serumpun yang berbisik
mengilhami hening degup jantungku
Kerlip bertabur pun tak mampu sapu kelabuku
Bulan serasa tersedak melamunkan deras darahku
Bahkan penguasa bayu hantamkan dinginnya pada sebentuk karang
Dan tak mampu merasuki kepiluan nadiku
By:Diah Setyo W.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar